disana cita-citaku berlari meninggalkan rasionalitasku
hingga tidak ada kesempatan bagiku untuk menggapainya kembali
ribuan sesal tak terbendung hingga aungannya memekakan telingakemana mata ini, hingga tak terlihat ia yang tadi hanya berjalan melintasi
kini telah berlari dengan cepat,
namun rajutan kenyataan oleh ku sudah terjadi
tidak bisa hanya berpangku tangan meratapi keadaan yang memang layak terjadi
hingga putarannya lebih cepat
hingga lompatannya semakin tinggi
hingga tetesannya semakin deras
aku tak lebih menyukai tempat ini